style="position:absolute; top: 0px; right: 0px;" />

Senin, 29 September 2014

Deskripsi pemain Mahabarata 1

Raja Shantanu

    Shantanu adalah seorang Raja dan juga ayah Bisma bersama istri pertamanya yaitu Dewi Gangga. Ia juga memiliki anak yaitu Citranggada dan Wicitrawirya dari Satyawati dan ia merupakan kakek dari Drestarastra (anak dari Ambalika) dan Pandu (anak dari Ambika). Raja Shantanu merupakan anak dari Raja Pratipa dan Ratu Sunanda.
    Shantanu memiliki paras yang tampan dan lihai dalam memainkan senjatanya, ia juga senang berburu. Pada saat Raja Shantanu berburu ke tepi sungai Gangga, ia tidak sengaja bertemu dengan Dewi Gangga yang sangat cantik dan tubuhnya yang molek dan membuat Raja Shantanu terpikat padanya. Dewi Gangga mendapat kutukan dari Dewa Brahma untuk turun ke Bumi dan menjadi istri dari keturunan Raja Kuru.   
   Namun ketika Raja Shantanu akan melamar Dewi Gangga, ia bersedia menjadi permaisurinya dengan syarat bahwa apapun yang dilakukannya nanti kepada anaknya, Raja Shantanu tidak boleh bertanya maupun melarangnya. Jika Raja Shantanu melanggar janjinya tersebut, maka Dewi Gangga akan meninggalkannya. Akhirnya Raja Shantanu menerima persyaratan tersebut karena cintanya terhadap Dewi Gangga.
    Setelah menyendiri puluhan tahun sejak perpisahan dengan istrinya Dewi Gangga, akhirnya Raja Shantanu memiliki pengganti Dewi Gangga yaitu Satyawati. Wanita yang terkenal wangi baunya, wajah yang cantik dan tubuh yang indah. Sama halnya dengan Dewi Gangga, Satyawati juga mengajukan persyaratan kepada Raja Shantanu yang hendak melamarnya, bahwa keturunan darinya-lah yang harus menjadi Raja dari Hastinapura. Namun karena sang raja telah menemukan putranya Bisma, ia tidak bisa menyanggupinya. Karena putra pertamanya-lah yang harus menjadi Raja. Hal ini yang membuatnya menjadi sedih dan patah hati karena cintanya tak terwujud karena keadaan.


Satyawati

    Satyawati dikisahkan sebagai wanita yang hidup dari keluarga nelayan.  Ia adalah putri dari seorang Dewi yang dikutuk menjadi ikan, yang memiliki dua orang anak pria dan wanita. Yang pria adalah Mastyapati dan yang wanita adalah Satyawati. Mastyapati yang kini diberikan kepada ayahnya sendiri dan Satyawati diasuh oleh nelayan karena tidak diterima dikeluarga tersebut karena baunya yang sangat amis.
Setelah dewasa dia diberi tugas untuk menjadi tukang meyeberangkan jalan disungai Yamuna. Sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang Resi yang dapat menyembuhkannya bau amisnya dan malah mengubah baunya menjadi wangi. Sehingga diapun menikah dengan sang Resi yang melahirkan Begawan Byasa. Entah apa yang terjadi pada Sang Resi, bau wangi Satyawati terkenal hingga memancing raja Santanu untuk membuktikan sendiri. Sampai akhirnya mereka menikah dan dikarunia 2 orang anak yaitu Citranggada dan Wicitra Wirya atas jasa Bisma karena bersedia menanggalkan tahtanya demi kebahagiaan sang ayah.  - See more at: http://novykayra.blogspot.com/2014/04/karakter-dalam-mahabharata-1.html#sthash.x1i6wqBy.dpuf
Satyawati dalam kisah ini diceritakan sebagai wanita beruntung yang ambisius dari keluarga nelayan. Tapi tanpa diceritakan di film (mengingat durasi) dia adalah putri dari seorang  Dewi yang dikutuk menjadi ikan dimana tanpa sengaja ikan kutukan tersebut menelan air kama (air mani) seorang raja yang dibawa terbang oleh elang untuk disampaikan pada permaisurinya. Sehingga ikan itupun melahirkan 2 orang bayi pria dan wanita. Yang pria bernama Mastyapati dan yang putri bernama Satyawati. Setelah melahirkan, ikan yang berubah lagi menjadi dewi itu kembali kekahyangan dan anaknya diasuh oleh nelayan. Kemudian bayi berjenis kelamin pria diberikan kepada sang Raja, ayahnya sendiri. sedang bayi wanita itu tidak diterima karena baunya yang amis seperti ikan, sehingga dibesarkan oleh nelayan.

Setelah dewasa dia diberi tugas untuk menjadi tukang meyeberangkan jalan disungai Yamuna. Sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang Resi yang dapat menyembuhkannya bau amisnya dan malah mengubah baunya menjadi wangi. Sehingga diapun menikah dengan sang Resi yang melahirkan Begawan Byasa. Entah apa yang terjadi pada Sang Resi, bau wangi Satyawati terkenal hingga memancing raja Santanu untuk membuktikan sendiri. Sampai akhirnya mereka menikah dan dikarunia 2 orang anak yaitu Citranggada dan Wicitra Wirya atas jasa Bisma karena bersedia menanggalkan tahtanya demi kebahagiaan sang ayah. 
- See more at: http://novykayra.blogspot.com/2014/04/karakter-dalam-mahabharata-1.html#sthash.YYcjF281.dpuf
     Saat dewasa ia bekerja menjadi tukang menyebrangkan jalan di sungai Yamuna. Dan pada akhirnya ia bertemu dengan Resi yang dapat menhilangkan bau amisnya dan mengubahnya menjadi bau wangi. Merakapun menikah dan dikarunia anak yaitu Begawan Byasa. Bau wangi dari tubuh Satyawati menjadi terkenal hingga memancing Raja Shantanu untuk membuktikannya sendiri. Yang pada akhirnya mereka menikah dan memiliki dua orang anak Citranggada dan Wicitrawirya atas pengorbanan dari Bisma yang bersedia meninggalkan tahtanya demi kebahagiaan sang ayah.139852909045699516
Setelah dewasa dia diberi tugas untuk menjadi tukang meyeberangkan jalan disungai Yamuna. Sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang Resi yang dapat menyembuhkannya bau amisnya dan malah mengubah baunya menjadi wangi. Sehingga diapun menikah dengan sang Resi yang melahirkan Begawan Byasa. Entah apa yang terjadi pada Sang Resi, bau wangi Satyawati terkenal hingga memancing raja Santanu untuk membuktikan sendiri. Sampai akhirnya mereka menikah dan dikarunia 2 orang anak yaitu Citranggada dan Wicitra Wirya atas jasa Bisma karena bersedia menanggalkan tahtanya demi kebahagiaan sang ayah.  - See more at: http://novykayra.blogspot.com/2014/04/karakter-dalam-mahabharata-1.html#sthash.x1i6wqBy.dpuf
Setelah dewasa dia diberi tugas untuk menjadi tukang meyeberangkan jalan disungai Yamuna. Sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang Resi yang dapat menyembuhkannya bau amisnya dan malah mengubah baunya menjadi wangi. Sehingga diapun menikah dengan sang Resi yang melahirkan Begawan Byasa. Entah apa yang terjadi pada Sang Resi, bau wangi Satyawati terkenal hingga memancing raja Santanu untuk membuktikan sendiri. Sampai akhirnya mereka menikah dan dikarunia 2 orang anak yaitu Citranggada dan Wicitra Wirya atas jasa Bisma karena bersedia menanggalkan tahtanya demi kebahagiaan sang ay - See more at: http://novykayra.blogspot.com/2014/04/karakter-dalam-mahabharata-1.html#sthash.x1i6wqBy.dpuf
Satyawati dalam kisah ini diceritakan sebagai wanita beruntung yang ambisius dari keluarga nelayan. Tapi tanpa diceritakan di film (mengingat durasi) dia adalah putri dari seorang  Dewi yang dikutuk menjadi ikan dimana tanpa sengaja ikan kutukan tersebut menelan air kama (air mani) seorang raja yang dibawa terbang oleh elang untuk disampaikan pada permaisurinya. Sehingga ikan itupun melahirkan 2 orang bayi pria dan wanita. Yang pria bernama Mastyapati dan yang putri bernama Satyawati. Setelah melahirkan, ikan yang berubah lagi menjadi dewi itu kembali kekahyangan dan anaknya diasuh oleh nelayan. Kemudian bayi berjenis kelamin pria diberikan kepada sang Raja, ayahnya sendiri. sedang bayi wanita itu tidak diterima karena baunya yang amis seperti ikan, sehingga dibesarkan oleh nelayan.

Setelah dewasa dia diberi tugas untuk menjadi tukang meyeberangkan jalan disungai Yamuna. Sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang Resi yang dapat menyembuhkannya bau amisnya dan malah mengubah baunya menjadi wangi. Sehingga diapun menikah dengan sang Resi yang melahirkan Begawan Byasa. Entah apa yang terjadi pada Sang Resi, bau wangi Satyawati terkenal hingga memancing raja Santanu untuk membuktikan sendiri. Sampai akhirnya mereka menikah dan dikarunia 2 orang anak yaitu Citranggada dan Wicitra Wirya atas jasa Bisma karena bersedia menanggalkan tahtanya demi kebahagiaan sang ayah. 
- See more at: http://novykayra.blogspot.com/2014/04/karakter-dalam-mahabharata-1.html#sthash.YYcjF281.dpuf

Bisma

    Bisma diceritakan sebagai pria tampan berbadan kekar yang rela berkorban demi ayahnya. Ia merupakan putra dari Raja Shantanu dan Dewi Gangga. Semasa muda ia bernama Dewabrata, namun berganti menjadi Bisma semenjak ia bersumpah bahwa tidak akan menikah seumur hidup. Nama Bhishma dalam bahasa sanskerta berarti "Dia yang sumpahnya dahsyat (hebat)", karena ia bersumpah akan hidup membujang selamanya dan tidak mewarisi tahta kerajaannya. Nama Dewabrata diganti menjadi Bisma karena ia melakukan bhishan pratigya, yaitu sumpah untuk membujang selamanya dan tidak akan mewarisi tahta ayahnya. Hal itu dikarenakan Bisma tidak ingin dia dan keturunannya berselisih dengan keturunan Satyawati, ibu tirinya.
    Bisma merupakan penjelmaan salah satu Delapan Wasu yang berinkarnasi sebagai manusia yang lahir dari pasangan Dewi Gangga dan Prabu Shantanu. Menurut kitab Adiparwa, Delapan Wasu menjelma menjadi manusia karena dikutuk atas perbuatannya yang telah mencuri lembu sakti milik Resi Wasishta. Dalam perjalanannya menuju bumi, mereka bertemu dengan Dewi Gangga yang juga mau turun ke dunia untuk menjadi istri putera Raja Pratipa, yaitu Shantanu. Delapan Wasu kemudian membuat kesepakatan dengan Dewi Gangga bahwa mereka akan menjelma sebagai delapan putera Prabu Shantanu dan dilahirkan oleh Dewi Gangga. Bisma merupakan penjelmaan Wasu yang bernama Prabhata.
Sementara tujuh kakaknya yang telah lahir meninggal karena ditenggelamkan ke sungai gangga oleh ibu mereka sendiri, Bisma berhasil selamat karena perbuatan ibunya dicegah oleh ayahnya. Kemudian, sang ibu membawa Bisma yang masih bayi ke surga, meninggalkan Prabu Shantanu sendirian. Setelah 36 tahun kemudian, Sang Prabu menemukan puteranya secara tidak sengaja di hilir Sungai Gangga. Dewi Gangga kemudian menyerahkan anak tersebut kepada Sang Prabu, dan memberinya nama Dewabrata. Dewabrata kemudian menjadi pangeran yang cerdas dan gagah, dan dicalonkan sebagai pewaris kerajaan. Namun karena janjinya terhadap Sang Dasapati, ayah Satyawati (ibu tirinya), ia rela untuk tidak mewarisi tahta serta tidak menikah seumur hidup agar kelak keturunannya tidak memperebutkan tahta kerajaan dengan keturunan Satyawati. Karena ketulusannya tersebut, ia diberi nama Bisma dan dianugerahi agar mampu bersahabat dengan Sang Dewa Waktu sehingga ia bisa menentukan waktu kematiannya sendiri.
Bisma memiliki dua adik tiri dari ibu tirinya yang bernama Satyawati. Mereka bernama Citranggada dan Wicitrawirya. Demi kebahagiaan adik-adiknya, ia pergi ke Kerajaan Kasi dan memenangkan sayembara sehingga berhasil membawa pulang tiga orang puteri bernama Amba, Ambika, dan Ambalika, untuk dinikahkan kepada adik-adiknya. Karena Citranggada wafat, maka Ambika dan Ambalika menikah dengan Wicitrawirya sedangkan Amba mencintai Bisma namun Bisma menolak cintanya karena terikat oleh sumpah bahwa ia tidak akan kawin seumur hidup. Demi usaha untuk menjauhkan Amba dari dirinya, tanpa sengaja ia menembakkan panah menembus dada Amba. Atas kematian itu, Bisma diberitahu bahwa kelak Amba bereinkarnasi menjadi seorang pangeran yang memiliki sifat kewanitaan, yaitu putera Raja Drupada yang bernama Srikandi. Kelak kematiannya juga berada di tangan Srikandi yang membantu Arjuna dalam pertempuran akbar di Kurukhsetra.



    Dretarastra dalam cerita Mahabarata adalah putra Wicitrawirya dan Ambika. Ia buta semenjak lahir,  karena ibunya menutup mata sewaktu mengikuti upacara Putrotpadana yang diselenggarakan oleh Resi Byasa untuk memperoleh keturunan. Ia merupakan kakak tiri Pandu, karena lain ibu namun satu ayah. Sebenarnya Dretarastra yang berhak menjadi Raja Hastinapura karena ia merupakan penerus Wicitrawirya yang tertua. Akan tetapi beliau buta sehingga pemerintahan harus diserahkan kepada adiknya. Setelah Pandu wafat, ia menggantikan jabatan tersebut. Dretarastra menikah dengan Ghandari, putri kerajaan Ghandara. Ia menjadi bapak bagi para 100 Korawa, Dursala dan Yuyutsu.
    Karena Dretarastra terlahir buta, maka tahta kerajaan diserahkan kepada adiknya, yaitu Pandu, putra Ambalika. Setelah Pandu wafat, Dretarastra menggantikannya sebagai raja (kadangkala disebut sebagai pejabat pemerintahan untuk sementara waktu). Dalam memerintah, Dretarastra didampingi oleh keluarga dan kerabatnya, yaitu sesepuh Wangsa Kuru seperti misalnya Bisma, Drona, dan Kripa, lalu ditemani oleh saudara tirinya Widura yang merupakan putra dari dayang yang dibawa oleh Ambalika dan kedua saudaranya yang lain ketika dalam perjalanan menuju Hastinapura dengan ayah yang sama dengan Dretarastra.
Saat putra pertamanya yaitu Duryodana lahir, Widura dan Bisma menasihati Dretarastra agar membuang putra tersebut karena tanda-tanda buruk muncul pada saat kelahirannya. Namun karena rasa cintanya terhadap putra pertamanya, ia tidak tega melakukannya dan tetap mengasuh Duryodana sebagai putranya.
 

 Gandari adalah nama seorang tokoh dalam cerita Mahabarata. Ia merupakan putri Subala, Raja Ghandara (pada masa sekarang disebut Kandahar, yaitu wilayah yang meliputi Pakistan barat daya dan Afganistan timur), dan namanya diambil dari sana. Gandari menikahi Drestarastra pangeran tertua di Kerajaan Kuru. Semenjak bersuami, Gandari sengaja menutup matanya sendiri agar tidak bisa menikmati keindahan dunia karena ingin mengikuti jejak suaminya.
Gandari melahirkan seratus putra, (secara keseluruhan dikenal sebagai Korawa), dan seorang putri bernama Dursala yang menikahi Jayadrata. Pada saat kehamilannya, ia merasa iri dengan Kunti yang sudah memiliki anak, sedangkan ia sendiri belum dikaruniai anak. Ketika anaknya lahir, ternyata yang keluar dari rahim bukan bayi melainkan sebongkah daging. Gandari kemudian bersujud pada Byasa, seorang resi sakti yang telah meramalkan bahwa ia akan memiliki seratus anak. Byasa kemudian membelah-belah daging tersebut menjadi seratus potong, dan dimasukkan ke dalam guci kemudian dikubur selama setahun. Setelah guci-guci tersebut digali kembali, dari setiap potongan daging itu kemudian tumbuh seorang anak, yang kemudian menjadi Korawa.
Di antara Korawa, yang terkemuka adalah Duryodana dan Dursasana, tokoh antagonis dalam Mahabarata, dan mereka semua terbunuh dalam pertempuran melawan sepupu mereka, yaituPandawa, di Kurukshetra.
Meskipun putra-putra Gandari disebut sebagai tokoh jahat, ajaran moral dalam Mahabarata mengacu kepada Gandari. Ia berulang kali menasihati putranya agar mengkikuti darma dan berdamai dengan Pandawa. Gandari dekat dengan Kunti yang menghormatinya seperti seorang kakak.







menenggelamkan putra-putranya kesungai beberapa waktu setelah dilakhirkan.  Dan itu dilakukan Gangga hingga ketujuh putranya. Santanu tak tahan dengan apa yang yang telah dilakukan istrinya tersebut dan akhirnya dia terpaksa (entah lupa) tidak menepati janji dengan bertanya tentang apa yang dilakukan Gangga.. Lalu, penjelasan Gangga-pun menjadi masuk akal bahwa ketujuh putra yang  dilahirkannya sebenarnya adalah Astawanu atau delapan dewa penghuni kahyangan yang melakukan kejahatan yaitu mencuri lembu. Itulah sebabnya mereka harus dihukum untuk turun kedunia dan lahir sebagai manusia sebelum akhirnya mati dan kembali kekahyangan. Mereka semua harus lahir melalui dewi Gangga, dan ditenggelamkan ke sungai olehnya untuk mempercepat kenaikan mereka kekahyangan. Akhirnya, putuslah jodoh diantara mereka karena Santanu sudah mengingkari janji walaupun saat itu Dewi Gangga sedang mengandung putra ke-delapannya yang juga salah satu dari Aswatanu yang tertua bernama Prabata. Seketika setelah menjelaskan Gangga menghilang di Sungai. - See more at: http://novykayra.blogspot.com/2014/04/karakter-dalam-mahabharata-1.html#sthash.YYcjF281.dpuf
menenggelamkan putra-putranya kesungai beberapa waktu setelah dilakhirkan.  Dan itu dilakukan Gangga hingga ketujuh putranya. Santanu tak tahan dengan apa yang yang telah dilakukan istrinya tersebut dan akhirnya dia terpaksa (entah lupa) tidak menepati janji dengan bertanya tentang apa yang dilakukan Gangga.. Lalu, penjelasan Gangga-pun menjadi masuk akal bahwa ketujuh putra yang  dilahirkannya sebenarnya adalah Astawanu atau delapan dewa penghuni kahyangan yang melakukan kejahatan yaitu mencuri lembu. Itulah sebabnya mereka harus dihukum untuk turun kedunia dan lahir sebagai manusia sebelum akhirnya mati dan kembali kekahyangan. Mereka semua harus lahir melalui dewi Gangga, dan ditenggelamkan ke sungai olehnya untuk mempercepat kenaikan mereka kekahyangan. Akhirnya, putuslah jodoh diantara mereka karena Santanu sudah mengingkari janji walaupun saat itu Dewi Gangga sedang mengandung putra ke-delapannya yang juga salah satu dari Aswatanu yang tertua bernama Prabata. Seketika setelah menjelaskan Gangga menghilang di Sungai. - See more at: http://novykayra.blogspot.com/2014/04/karakter-dalam-mahabharata-1.html#sthash.YYcjF281.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar