style="position:absolute; top: 0px; right: 0px;" />

Sabtu, 27 September 2014

Film Mahabarata part 1


    Dikisahkan ada sekumpulan raksasa yang tiba-tiba menyerang pedesaan di pinggir Kerajaan Hastinapura dan menghancurkan pedesaan tersebut. Para warga desa meminta pertolongan kepada Raja Shantanu dengan mengirimkan bola api yang dilemparkan, tapi tak ada satupun yang menolong. Kemudian munculah seorang anak kecil (Pushpak) yang sangat berani melempar raksasa tersebut dengan menggunakan batu. Anak kecil tersebut dikejar oleh raksasa yang ingin melempar kapak kearahnya. Pada saat yang bersamaan kapak itu hancur terkena panah dari Bhesma. Para raksasa tersebut kemudian dipanah oleh Bhesma hingga raksasa itu menyerah dan raksasa menjelaskan niatnya menyerang Hastinapura karena keturunan Bharata telah menebangi pohon dan menghancurkan wilayahnya, lalu Bhesma membuat perjanjian tidak akan mengganggu dan muncul di wilayah masing-masing, raksasa juga tidak akan muncul dihadapan manusia. Raksasa juga mendirikan kerajaan sendiri di tempat yang terpencil. Kemudian Bhesma melanjutkan perjalanan menuju ke Hastinapura, namun diperjalanan ia bertemu Raja Shantanu yang hendak menolong warga desa. Raja Shantanu mengira bahwa Bhesma adalah raksasa. Lalu Dewi Gangga ibu dari hesma muncul dari air untuk menjelaskan semua, bahwa Bhesma adalah anak dari Raja Shantanu dan dirinya.

    Setelah selama 25 tahun tidak bertemu, Bhesma dan Raja Shantanu tinggal bersama di Istana Hstinapura yang pada akhirnya Raja Shantanu menobatkan Bhesma sebagai Pangeran Mahkota. Tetapi Ratu Satyawati tidak menginginkan hal itu terjadi, karena Satyawati ingin putranya lah yang menjadi Raja dari Hastinapura. Ratu Satyawati tidak akan kembali lagi kepada Raja Shantanu, dan hal itu yang membuat Raja Shantanu menjadi depresi. Bhesma yang melihat ayahnya bersedih, ia membujuk agar Satyawati mau kembali lagi pada ayahnya namun Satyawati tetap menolaknya. Bhesma akhirnya mengambil sumpah di depan sungai ibunya, bahwa ia akan mengabdikan hidupnya tidak sebagai raja Hastinapur, tetapi sebagai pelayan dan ia  akan membantu putra Satyawati untuk mendapatkan kerajaan Hastinapura, Bhesma juga mengambil sumpah untuk tidak akan menikah alias membujang selamanya. Lalu Raja Shantanu datang, dan ia memberi anugrah pada Bhesma bahwa ia tidak akan mati sampai ada orang yang benar-benar mampu memerintah Hastinapura, dan orang-orang akan mengingatnya selamanya dan memanggilnya dengan sebutan Bhesma. Setelah mendengar sumpah Bisma, Prabu Shantanu kemudian menyunting Dewi Satyawati. Satyawati pun menjadi kagum kepada Bisma dan bersedia menjadi permaisuri Hastinapura.

     Satyawati melahirkan dua orang putra, Citranggada dan Wicitrawirya. Sesuai dengan janjinya, Prabu Shantanu menyerahkan tahta Hastinapura kepada Citranggada sementara Bisma menjadi penasihat kerajaan. Citranggada merupakan ksatria yang gagah sakti, ilmu yang diajarkan Bisma telah diserap semuanya. Sayangnya, Citranggada menjadi sombong dan mulai menantang kesaktian raja-raja disekitar Hastina. Bisma sebagai penasihat tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak lama Hastinapura telah menaklukkan negara-negara tetangga. Tindakan Citranggada yang dianggap merusak kedamaian telah mendapat perhatian para dewata yang kemudian mengirim seorang raja raksasa untuk menaklukkan Citranggada. Sang raja raksasa turun ke Mayapada dan menyamar sebagai Citranggada untuk menantangnnya. Citranggada terkejut melihat kembarannya menantang Bitotama. Keduanya kemudian mulai bertarung. Pada awalnya mereka terlihat seri, tapi kemudian Citranggada gadungan mengeluarkan kesaktiannya dan dalam sekejap Citranggada yang asli telah terkapar tak bernyawa. Para ponggawa yang menyaksikan pertarungan ini bersorak-bersorak karena mereka mengira bahwa Citranggada gadungan yang telah perlaya. Citranggada gadungan kemudian menjelaskan bahwa yang perlaya ialah Citranggada asli dan melesat kembali ke kahyangan. Dengan gugurnya Citranggada, Wiciyacitra diangkat sebagai raja Hastinapura. Wicitrawirya tidak sakti seperti Citranggada dan menurut kepada Bisma. Satyawati sebagai sang ibu menjadi khawatir dengan keturunannya karena Citranggada meninggal tanpa keturunan sementara Wicitrawirya tidak sesakti kakaknya sehingga sulit untuk meminang putri. Satyawati menyampaikan kekhawatirannya kepada Bisma dan Bisma berkata bahwa dia akan pergi untuk meminang ketiga putri dari kerajaan Kasi yang sedang mengadakan sayembara untuk mencari suami. Dewi Amba, Ambalika dan Ambika terkenal kecantikkannya dan banyak ksatria dan raja yang datang untuk meminangnya.
    Ketika tiba, Bisma segera menuju ke tengah lapangan dan dengan lantang menyatakan bahwa ketiga putri akan dibawa ke Hastinapura olehnya, jika ada yang tidak setuju silahkan maju menantang dirinya. Para kstaria dan raja yang hadir menjadi terhina dan segera menantang Bisma, tapi satu persatu mereka dikalahkan oleh kesaktian Bisma. Kemudian datang seorang ksatria bernama Salya Raja negeri Saubala yang sebenarnya adalah kekasih Dewi Amba. Salya merupakan ksatria yang sakti namun kesaktiannya masih dibawah Bisma. Ketika Bhisma kembali ke Hastinapura dengan para puteri itu, Salya menghadang di tengah jalan dan manantang Bhisma untuk memperebutkan Amba. Setelah pertarungan yang melelahkan, Salya mengaku kalah dan melarikan diri. Setelah tiba di Hastinapura, Amba memberitahu Bhisma bahwa ia hanya mau menikah dengan Salya dan tidak dengan orang lain. Ketika Bhisma mengirimnya ke Salya, Salya tidak mau menerima karena malu telah kalah perang melawan Bhisma.
    Ketika kembali ke Hastinapura, Amba meminta Bisma untuk menikahinya, karena tidak mau melanggar sumpahnya, Bismapun menolak permintaan Amba. Hal ini membuat Amba membenci Bhisma yang dianggapnya sebagai sumber dari segala penderitaannya. Ia kemudian meminta perlindungan kepada Parasurama. Parasurama adalah guru Bisma, ia meminta Bisma untuk menikahi Amba. Namun Bisma menolaknya karena Sumpah yang telah diucapkannya. Mendengar penolakan dari Bisma, Parasurama menantang Bisma untuk bertarung di Kurukshetra.Bisma meminta pertolongan kepada para leluhurnya untuk menghentikan pertarungan. Ketika akan menggunakan senjata Pashupatastra, senjata kuat yang mampu memusnahkan semua benda. Karena Pasurama tidak bisa mati namun setidaknya dapat membuat Pasurama tertidur, datanglah Dewa Siwa yang menghentikan pertarungan tersebut. Amba kemudian melakukan pengorbanan kepada Siwa dan memperoleh pengabulan permintaan bahwa suatu saat ia akan memegang peranan penting dalam kematian Bhisma. Amba akan terlahir di Panchala sebagai seorang puteri Raja Drupada, yang atas pengabulan permintaan yang lain berubah menjadi Shrikandi dan menjadi penyebab kematian Bhisma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar