style="position:absolute; top: 0px; right: 0px;" />

Senin, 29 September 2014

Film Mahabarata part 2

Di dalam hutan, Pandu dan kedua istrinya hidup laksanan pertapa. Mereka tidak lagi mengindahkan keinginan akan kemewahan atau bahkan kekuasaan. Hanya satu hal yang mengganggu pikiran Pandu - sesuai kepercayaannya - yaitu jika seorang lelaki tidak mempunyai keturunan laki-laki, maka hidupnya akan berakhir di neraka. Tetapi dia sendiri punya masalah dengan hasrat seksual karena kutukan sepasang Rishi yang menuntut kematiannya apabila dia bersenggama dengan istrinya. Oleh karena itu, Pandu membicarakan hal ini dengan kedua istrinya, maksudnya agar kedua istrinya mau mendapatkan anak dari para Rishi yang hidup di hutan. Sama seperti dulu, Pandu juga lahir dari seorang Rishi yang mendatangi ibundanya, janda raja wangsa Kuru.
Alih-alih mendapatkan persetujuan dari kedua istrinya, Pandu mendapatkan pencerahan lain. Hal itu karena Kunti menceritakan anugerah yang pernah diberikan oleh Rishi Durvasa yang mendatangi kerajaan ayahnya. Anugerah berupa mantera untuk memanggil para Dewata agar mendapatkan karunia berupa putra dari mereka. Pandu pun meminta Kunti memanggil Dewa Dharma. Maka lahirlah Yudhistira yang baik kepribadiannya juga bijaksana. Konon rupa Yudhistira sama persis dengan rupa Dewa Dharma.
Setahun kemudian, Pandu meminta Kunti melakukannya lagi. Diundanglah Dewa Vayu (Bayu), Dewa yang terkuat dari antara para Dewa. Dari Dewa Vayu lahirlah Bhimasena yang gagah perkasa. Bahkan dikatakan tidak akan pernah ada orang yang lahir sedemikian kuat melebihi kekuatan Bhimasena. Dan Bhimasena juga seorang yang amat pengasih. Dia begitu melindungi saudara-saudaranya juga memperhatikan sesama manusia.
Tahun berikutnya, Pandu kembali meminta Kunti melahirkan anak baginya. Kunti pun memanggil Indradewa, Dewa yang paling termasyhur di antara para Dewa. Dan lahirlah Arjuna. Seorang yang dilahirkan sebagai pahlawan sejati juga memegang teguh ajaran kebenaran.
Melihat anak-anak yang dilahirkan Kunti begitu sempurna masing-masingnya, Pandu pun menginginkan Kunti memanggil kembali Dewa yang lain. Akan tetapi Kunti mengatakan bahwa mantera itu akan melanggar dharma apabila digunakan lebih dari tiga kali. Mendengar hal itu, Pandu pun bersedih. Melihat hal itu, Kunti menjanjikan akan mengajar Madri, istri Pandu yang lain untuk merapal mantera tersebut.
Dan Madri pun melaksanakan niat itu; dia memanggil Sang Kembar, tabib para Dewata, Ashwin Kumar. Maka Madri dianugerahi sepasang anak kembar yang tampan-tampan yaitu Nakula dan Sadewa. Tidak cuma tampan, Nakula dan Sadewa memiliki keberanian dan kebijaksaan juga.
Bersamaan dengan kelahiran Bhimasena, Permaisuri Gandhari pun melahirkan putera pertamanya yaitu Duryodhana. Setelah itu, istri Raja Dhristrata itu juga melahirkan 99 putera dan 1 orang puteri. Ketika Duryodhana lahir, Raja Dhristrata mendapatkan firasat yang tidak baik. Dia pun membicarakan hal itu dengan Widura, adiknya yang lahir dari dayang Ibundanya. Widura mengatakan bahwa kelahiran Duryodhana mengawali kejadian yang paling mengerikan yang akan menimpa seluruh keluarga yaitu lenyapnya dinasti Kuru. Akan tetapi karena baru mendapatkan putera mahkota calon penggantinya, Raja Dhristrata tidak menghiraukan firasat dan makna yang diungkapkan oleh Widura.
Sementara itu, setelah hidup layaknya pertapa dengan bahagia selama 15 tahun lebih, di saat Kunti dan anak-anaknya berjalan-jalan ke dalam hutan, Pandu hanya tinggal berdua bersama Madri istrinya di dalam Ashram. Karena sudah lama tidak memadu kasih, Pandu begitu terpesona oleh kecantikan Madri, istrinya itu, hingga lupa akan kutukan sepasang Rishi yang pernah dipanahnya ketika dalam wujud rusa. Sebelum sempat mencumbu istrinya, Pandu pun meninggal.
Madri sangat terpukul atas kejadian ini. Dia menyalahkan diri tidak bisa menahan nafsu suaminya agar tidak mencumbu dirinya hingga berakibat kematian Pandu. Dia meraung sekeras-kerasnya, hingga terdengar oleh Kunti dan anak-anaknya di dalam hutan. Madri memutuskan untuk ikut membakar diri bersama dengan pembakaran mayat Pandu. Sementara Kunti yang lebih memikirkan nasib anak-anaknya kelak memilih kembali ke Hastinapura bersama para Pandawa.

Setelah Gandari menikah dengan Dhritrashtra dia memutuskan untuk menutup matanya dengan secarik kain dan bersumpah untuk hidup dalam kegelapan sebagaimana suaminya.

Adik bungsu Gandari yang bernama Sangkuni ikut tinggal bersama mereka untuk menjaga Gandari.

Suatu hari Resi Abiyasa datang mengunjungi Gandari di Hastinapura. Gandari melayani Resi Abiyasa sendiri, dan memastikan bahwa Resi itu  tinggal di Hastinapura dengan nyaman. Resi Abiyasa merasa senang atas pelayanan Gandari dan diberikan padanya suatu anugerah. Gandari menginginkan seratus putra yang akan sehebat suaminya. Abiyasa diberikan padanya anugerah dan tak lama kemudian Gandari mengandung.

Tetapi setelah mengandung selama dua tahun, Gandari tidak juga melahirkan. Sementara itu Kunti telah melahirkan
seorang putra yang bernama Yudistira.


Setelah tiba saatnya, Gandari melahirkan sepotong daging keras yang tak bernyawa yang tidak berwujud bayi.

Perasaan Gandari hancur, karena dia mengharapkan untuk melahirkan seratus anak sesuai dengan janji anugerah dari Resi Abiyasa.

Saat dia bermaksud untuk membuang potongan daging yang dilahirkannya tadi, tiba-tiba Resi Abiyasa muncul di hadapannya, dan bersabda, "Anugerahku tidak mungkin tidak ternyatakan. Sediakan seratus guci yang berisi minyak murni (Ghee). Aku akan memotong daging itu menjadi seratus bagian. Potongan daging itu akan menjadi seratus anak yang selama ini kau harapkan."

Gandari kemudian berkata pada Resi Abiyasa bahwa dia juga menginginkan untuk mempunyai seorang anak perempuan.

Resi Abiyasa setuju, lalu dia memotong daging tadi menjadi seratus satu bagian dan menempatkannya masing-masing ke dalam guci berisi minyak murni yang sudah tersedia, lalu menutupnya.

Setelah menunggu dengan sabar selama dua tahun, guci-guci itu siap untuk dibuka. Gandari membuka guci pertama, dan mengambil bayi yang ada di dalamnya dan menamainya Duryudana.


Namun sayang! Segera setelah bayi mulai menangis segala binatang hutan mulai melolong dan banyak pertanda bencana alam terlihat.

Semua penduduk kerajaan Kuru tercengang dan merasa kecewa, karena semua tanda-tanda itu menunjukkan bahwa bayi itu tidak menguntungkan dan akan membawa bencana bagi seluruh penghuni kerajaan Kuru.

Widura kemudian menasihati Raja dan Ratu bahwa anak itu (Duryodana) harus dibuang, karena pertanda yang terlihat tadi akan membawa kejatuhan kerajaan Kuru di kemudian hari.

Widura berkata, "Dalam kitab suci jelas tertulis bahwa untuk menyelamatkan satu keluarga, singkirkanlah satu orang; untuk menyelamatkan sebuah desa, singkirkanlah satu keluarga, untuk menyelamatkan negeri, singkirkanlah satu desa, untuk menyelamatkan jiwa, lepaskan keduniawian. Sehingga demi kebaikan keluarga dan  negeri dan seluruh umat manusia, korbankanlah anak kalian!"

Tapi Gandari dan Drestarata bersikeras bahwa seorang bayi tidak bisa menyebabkan kerusakan apapun dan bertentangan dengan keinginan Vidur, mereka memutuskan untuk mempertahankan anak pertama mereka, Duryodana.

Pada saat yang sama Kunti juga melahirkan seorang bayi di hutan yang dinamakan Bimasena. Bayi-bayi Gandari yang lain dikeluarkan dari dalam guci, sehingga Gandari memiliki seratus orang putra dan seorang putri bernama Duhshala. Semua anak-anak tumbuh menjadi kuat dan hebat.

Sementara itu, saat Gandari sedang hamil tua, ada seorang pelayan dari kasta Waisya yang biasa melayani Drestarata. Pelayan itu menjadi hamil oleh Drestarata dan melahirkan seorang bayi yang dianugerahi kepandaian yang luar biasa yang dinamakan Yuyutsu. Dan karena dia dilahirkan oleh seorang wanita Waisya, dia terus menerus diejek oleh saudara-saudara tirinya kaum Kurawa.

Sehingga, Raja Drestarata yang bijaksana mempunyai seratus anak laki-laki yang semuanya merupakan pahlawan yang perkasa yang mahir dalam berperang dengan menggunakan kereta perang, seorang anak perempuan yang melebihi keseratus saudaranya, dan seorang anak lelaki yang lain yang mempunyai kesigapan dan keberanian yang hebat, yang dilahirkan oleh seorang wanita Waisya.

Di kemudian hari, selama perang kurushethra Yuyutsu bergabung dengan Pandawa. Dia ditugaskan oleh Yudistira sebagai pengasuh raja Parikesit , anak Abimanyu, ketika Parikesit masih di bawah umur.

Daftar nama Kurawa menurut versi India:
01. Duryodhana means "hard to conquer"
02. Dussaasanan
03. Dussahan
04. Dussalan
05. Jalagandhan
06. Saman
07. Sahan
08. Vindhan
09. Anuvindhan
10. Durdharshan
11. Subaahu
12. Dushpradharshan
13. Durmarshanan
14. Durmukhan
15. Dushkarnan
16. Karnan
17. Vikarnan
18. Salan
19. Sathwan
20. Sulochanan
21. Chithran
22. Upachithran
23. Chithraakshan
24. Chaaruchithran
25. Saraasanan
26. Durmadan
27. Durvigaahan
28. Vivilsu
29. Vikatinandan
30. Oornanaabhan
31. Sunaabhan
32. Nandan
33. Upanandan
34. Chithrabaanan
35. Chithravarman
36. Suvarman
37. Durvimochan
38. Ayobaahu
39. Mahabaahu
40. Chithraamgan
41. Chithrakundalan
42. Bheemavegan
43. Bheemabelan
44. Vaalaky
45. Belavardhanan
46. Ugraayudhan
47. Sushenan
48. Kundhaadharan
49. Mahodaran
50. Chithraayudhan
51. Nishamgy
52. Paasy
53. Vrindaarakan
54. Dridhavarman
55. Dridhakshathran
56. Somakeerthy
57. Anthudaran
58. Dridhasandhan
59. Jaraasandhan
60. Sathyasandhan
61. Sadaasuvaak
62. Ugrasravas
63. Ugrasenan
64. Senaany
65. Dushparaajan
66. Aparaajithan
67. Kundhasaai
68. Visaalaakshan
69. Duraadharan
70. Dridhahasthan
71. Suhasthan
72. Vaathavegan
73. Suvarchan
74. Aadithyakethu
75. Bahwaasy
76. Naagadathan
77. Ugrasaai
78. Kavachy
79. Kradhanan
80. Kundhy
81. Bheemavikran
82. Dhanurdharan
83. Veerabaahu
84. Alolupan
85. Abhayan
86. Dhridhakarmaavu
87. Dhridharathaasrayan
88. Anaadhrushyan
89. Kundhabhedy
90. Viraavy
91. Chithrakundalan
92. Pradhaman
93. Amapramaadhy
94. Deerkharoman
95. Suveeryavaan
96. Dheerkhabaahu
97. Sujaathan
98. Kaanchanadhwajan
99. Kundhaasy
100. Virajass
101. Dussala
102. Yuyutsu (lain ibu)

  • Tanda-tanda kehancuran bangsa Kuru terlihat saat kelahiran Duryudana... Bila Duryudana disingkirkan sesuai dengan nasihat Widura, mungkin peperangan itu bisa dihindarkan
  • Gandari mulai mengandung anaknya di saat bersamaan dengan saat Kunti mengandung Yudhistira... Namun Yudhistira lahir terlebih dahulu karena melalui kelahiran normal... setelah itu bagi Drestarata,juga lahir seorang anak bernama Yuyutsu (lahir sebelum Duryodana) dari seorang wanita dari kasta Waisya.
  • Keirihatian Gandari terhadap Kunti tidak ada hubungannya dengan dia menikah dengan Drestarata yang buta (bukan dengan Pandu), tapi karena Kunti melahirkan terlebih dahulu dari dia... Ini menyangkut urutan SIAPA PEWARIS TAHTA setelah Drestarata mangkat... Secara hukum yang berlaku di India, Yudhistira lah yang berhak meneruskan tahta kerajaan Kuru.
  • AKAR dari semua permasalahan di cerita MAHABHARATA adalah KEKUASAAN... hal ini sudah terjadi sejak cerita awal, ambisi dari Satyawati yang menuntut sumpah dari Bisma untuk bersumpah tidak akan menjadi raja dan hidup selibat, sehingga anak2 Satyawatilah yang kelak mewarisi tahta kerajaan Kuru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar